Lupa Jalan Pulang ke Kotamu
Di kotamu panas mengiring desir angin.
Mengikuti kemana pejalan pergi
Gemuruh rindu beradu tatap biskota
Di tujuan mana tempat berpulang
Sedang keringat mengalir perlahan
memberi isyarat pada laut seberang
Yang menyembunyikan kupang di selipan
Mata ini tak terpejam. Takut kehilangan
Pada kenangan sepanjang jalan
Tentang sebuah tugu penyimpan sejarah
Dan makam suci tak henti orang berziarah
Tapi aku telah kehilangan nostalgia
Pada sepotong kata penyambutan orang asing
Atau telingaku telah berbeda tak lagi mencerna
Sebuah kata perpisahan di awal sebelum aku pulang
Ke kotamu
Bekasi, 2014
Cincin
Kawin
Cincin kawin pertanda musim menjangkau waktu,
sebentar lagi tertekuk sebaris besi kuning ikatan
setelah itu gerhana
perasaan akan bermain
serupa kanak menyaksikan senja muram
Tak ada yang salah
hanya gaduh saat terakhir
entah merekat, entah
memecah
tentu saja harus ada
yang tertinggal
dan membekas sempurna
: kenangan.
2014
Gelang
Emas
Bulan purnama, bulan
pertengahan,
Tinggal kunang-kunang
merintih
Di semilir gerak, diayun rencana
Perawan menghitung
ukuran rindu
Di takaran hati terikat
gelang
Tak pernah ditawar
telah menanda
Tentang angin malu-malu
mengiring mendung
2014
Diam
Bila angin tak bertiup
mengering jiwa
gugur harapan
tak bisa berucap
menunggu takdir
melepuh di hamparan
dan langit hanya diam
Sepintas pandang langit
menghitung hujan yang pernah keluar
dan maaf aku tak bisa mengingatnya
karena tak ada lagi angin yang bertiup.
Bekasi,2014
Gambar ambil di sini : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitu4zgFc0cpqPh7CdDVnEfoq5JH0n5m4hPh7Zl3ERwIpaDguEY5rSWlQ-zp1sJKEAM3jpsAHIqPMMo9LlD__u7Zv1_73L93x0dOjqTkP44pLeG5HuB7iICVg1ymTrXTYR9bGODebQZXdM/s1600/Blue+Horizon.jpg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar